📢 Materi 9: Menerapkan Pembelajaran Etnomatematika dalam Budaya Lokal📢
Halo Mahasiswa hebat! 👋✨
Di materi ke sembilan kita akan belajar tentang Pembelajaran Etnomatematika dalam Budaya Lokal. Pastinya, kalian sudah pernah mendapatkan materi tersebut di pelajaran sebelumnya, jadi ini saatnya untuk memperdalam pemahaman kalian! 📚💡 Caranya:
✅ Tonton video YouTube di bawah ini karena di dalamnya terdapat penjelasan lengkap tentang materi. 🎥👀
✅ Download bahan ajar dalam format PDF yang tersedia di deskripsi video. 📄⬇️
TONTON VIDEO PERTEMUAN 9 DI SINI !
✅ Kerjakan latihan soal yang berada pada bahan ajar yang sudah di download untuk mengasah pemahaman kalian. ✍️
✅ Kumpulkan tugas harian kalian dalam format PDF atau tulis tangan juga bisa kemudian di Scan PDF dan unggah ke link yang tersedia di bawah ini. 📤📎 dengan keterangan NAMA_TUGAS HARIAN PERTEMUAN 9 (UNTUK KEHADIRAN)
KUMPULKAN TUGAS HARIAN PERTEMUAN 9 UNTUK KEHADIRAN DI SINI !
📌 Jangan lupa! Pastikan semua tugas dikumpulkan tepat waktu. Semangat belajar dan tetap berusaha yang terbaik! 🚀🔥
Tugas Pertemuan ke Sepuluh masing-masing kerjakan dalam bentuk PPT Canva atau PPT Biasa (PDF) ya 💪📖 ! dan akan di tagih pada pertemuan yang akan datang sebagai tugas individu
PERTEMUAN 8 ETNOMATEMATIKA (UJIAN TENGAH SEMESTER)
Etnomatematika (Menerapkan Pembelajaran Etnomatematika dalam Budaya Lokal)
Penerapan pembelajaran etnomatematika dalam budaya lokal adalah sebuah pendekatan pendidikan yang bertujuan mengaitkan konsep-konsep matematika formal yang diajarkan di sekolah dengan praktik dan pengalaman nyata yang hidup dalam masyarakat setempat. Pendekatan ini didasarkan pada pemahaman bahwa setiap budaya memiliki cara unik dalam memahami, mempraktikkan, dan menyampaikan ide-ide matematis, meskipun tidak selalu dalam bentuk yang sistematis atau terformalkan. Oleh karena itu, pembelajaran etnomatematika menjadi jembatan antara pengetahuan lokal dengan ilmu akademik, sehingga mampu meningkatkan relevansi dan makna belajar bagi peserta didik.
Dalam praktiknya, menerapkan etnomatematika dalam pembelajaran berarti guru perlu melakukan eksplorasi terhadap budaya lokal, mengenali unsur-unsur matematis di dalamnya, dan merancang pembelajaran yang mampu mengangkat unsur-unsur tersebut ke dalam kelas. Sebagai contoh, dalam masyarakat yang masih menerapkan sistem ukur tradisional seperti "depa", "hasta", atau "tumbak", guru dapat menggunakan hal ini sebagai pintu masuk untuk mengajarkan satuan panjang dan konversi. Anak-anak tidak hanya belajar rumus, tetapi juga memahami bahwa pengukuran sudah menjadi bagian dari kehidupan leluhur mereka.
Penerapan etnomatematika juga sangat relevan dalam pembelajaran geometri, pecahan, perbandingan, logika, hingga peluang. Misalnya, dalam budaya masyarakat tenun tradisional, pola-pola motif bisa dianalisis menggunakan simetri dan transformasi. Pembagian hasil panen secara adil dalam budaya adat bisa digunakan untuk mengajarkan pecahan dan proporsi. Upacara adat yang dilakukan berdasarkan penanggalan lokal bisa digunakan untuk mengenalkan sistem bilangan dan kalender tradisional. Bahkan, permainan rakyat seperti congklak atau galasin mengandung unsur strategi dan logika yang dapat dikaitkan dengan materi peluang atau pola bilangan.
Selain meningkatkan keterhubungan antara matematika dan kehidupan sehari-hari, pendekatan etnomatematika juga membentuk rasa bangga terhadap budaya sendiri dan menumbuhkan sikap menghargai kearifan lokal. Anak-anak tidak hanya menjadi “penghafal rumus”, tetapi menjadi peneliti kecil terhadap budayanya, dan pada saat yang sama memahami bahwa matematika bukanlah milik satu budaya saja, tetapi merupakan pengetahuan lintas budaya yang bersifat universal.
Untuk menerapkannya secara efektif, guru perlu:
Melakukan pemetaan budaya lokal yang relevan dengan materi matematika.
Menyusun modul pembelajaran berbasis budaya lokal yang kontekstual.
Menggunakan metode pembelajaran aktif dan eksploratif, seperti studi lapangan, proyek budaya, observasi, dan wawancara.
Mendorong siswa untuk melakukan refleksi kritis, baik terhadap konsep matematika maupun nilai-nilai budaya yang melekat.
Melibatkan tokoh adat atau pelaku budaya lokal dalam proses pembelajaran sebagai narasumber atau mitra edukatif.
Penerapan etnomatematika tidak hanya memperkaya metode belajar, tetapi juga menjadi bagian dari pendidikan karakter, pelestarian budaya, dan pemberdayaan masyarakat. Ketika siswa diajak mengenali budaya lokal mereka melalui lensa matematika, maka mereka tidak hanya belajar angka dan rumus, tetapi juga belajar memahami jati diri dan warisan intelektual bangsanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar