Post Page Advertisement [Top]

PERTEMUAN 1 ETNOMATEMATIKA (PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ETNOMATEMATIKA)

 



📢 Materi 1: pengertian, ruang lingkup, dan sejarah perkembangan etnomatematika 📢

Halo Mahasiswa hebat! 👋✨

Di materi pertama ini, kita akan belajar tentang pengertian, ruang lingkup, dan sejarah perkembangan etnomatematika. Pastinya, kalian sudah pernah mendapatkan materi ini di pelajaran sebelumnya, jadi ini saatnya untuk memperdalam pemahaman kalian! 📚💡 Caranya:

✅ Tonton video YouTube di bawah ini karena di dalamnya terdapat penjelasan lengkap tentang materi. 🎥👀

✅ Download bahan ajar dalam format PDF yang tersedia di deskripsi video. 📄⬇️

TONTON VIDEO PERTEMUAN 1 DI SINI !

✅ Kerjakan latihan soal yang berada pada bahan ajar yang sudah di download untuk mengasah pemahaman kalian. ✍️

✅ Kumpulkan tugas harian kalian dalam format PDF atau tulis tangan juga bisa kemudian  di Scan PDF dan unggah ke link yang tersedia di bawah ini. 📤📎 dengan keterangan NAMA_TUGAS HARIAN PERTEMUAN 1 (UNTUK KEHADIRAN)


KUMPULKAN TUGAS HARIAN PERTEMUAN 1 UNTUK KEHADIRAN DI SINI !


📌 Jangan lupa! Pastikan semua tugas dikumpulkan tepat waktu. Semangat belajar dan tetap berusaha yang terbaik! 🚀🔥

Tugas Pertemuan ke dua masing-masing kerjakan dalam bentuk PPT Canva atau PPT Biasa (PDF) ya ðŸ’ªðŸ“– ! dan akan di tagih pada pertemuan yang akan datang sebagai tugas individu

TUGAS PERTEMUAN KEDUA BERJUDUL "KONSEP MATEMATIKA DALAM BUDAYA LOKAL"



PINTASAN !


Pengertian Etnomatematika

Etnomatematika adalah bidang studi yang mengkaji hubungan antara matematika dan budaya. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh matematikawan Brazil, Ubiratan D’Ambrosio, pada awal 1980-an. Etnomatematika memandang bahwa matematika tidak hanya bersumber dari peradaban Barat modern, tetapi juga hadir dalam praktik dan pengetahuan masyarakat tradisional, suku bangsa, atau kelompok sosial tertentu. Dalam perspektif ini, matematika tidak bersifat universal dalam ekspresi formalnya, melainkan juga beragam, kontekstual, dan tergantung pada sistem nilai serta cara hidup suatu masyarakat.

Etnomatematika menekankan bahwa kegiatan seperti menghitung, mengukur, mengelola ruang, membuat pola, dan menyelesaikan masalah sudah lama dilakukan oleh berbagai budaya, bahkan sebelum matematika formal dikembangkan. Oleh karena itu, etnomatematika membuka ruang untuk menghargai bentuk-bentuk pengetahuan lokal sebagai bagian dari kajian matematika itu sendiri.

Ruang Lingkup Etnomatematika

Ruang lingkup etnomatematika sangat luas dan mencakup berbagai aktivitas budaya yang mengandung unsur matematis, antara lain:

  1. Sistem Bilangan dan Penghitungan Tradisional
    Misalnya sistem bilangan masyarakat Papua, Batak, atau Dayak yang memiliki cara unik dalam menyebut dan menghitung angka.

  2. Pola dan Geometri dalam Kain Tradisional
    Seperti motif tenun ikat di Nusa Tenggara Timur, batik Jawa, atau ukiran Toraja yang memuat konsep simetri, transformasi, dan fraktal.

  3. Arsitektur Tradisional dan Ruang
    Misalnya struktur rumah adat Minangkabau, Bali, atau Bugis yang mencerminkan pemahaman geometris dan proporsi matematis.

  4. Sistem Navigasi dan Penanggalan
    Contohnya sistem penanggalan suku Jawa dan navigasi laut oleh pelaut Bugis atau suku-suku Polinesia yang mengandalkan perhitungan posisi bintang dan arus laut.

  5. Permainan Tradisional
    Seperti congklak, dakon, dan permainan hitung lainnya yang dapat dianalisis dari sisi strategi, logika, dan probabilitas.

  6. Teknik dan Kerajinan
    Pembuatan keranjang, anyaman, atau perhiasan tradisional sering kali melibatkan keteraturan, pengulangan pola, dan prinsip simetri.

Sejarah Perkembangan Etnomatematika

Perkembangan etnomatematika bermula dari kritik terhadap pendekatan konvensional dalam pendidikan matematika yang terlalu fokus pada matematika formal Barat dan mengabaikan keragaman budaya. Pada tahun 1980, Ubiratan D’Ambrosio memperkenalkan istilah ethnomathematics dalam pidatonya di International Congress of Mathematicians. Ia menegaskan bahwa matematika harus dilihat sebagai aktivitas manusia yang berakar dari kebutuhan dan budaya masing-masing kelompok masyarakat.

Gagasan ini mulai mendapat perhatian luas pada dekade 1990-an ketika para peneliti dan pendidik mulai melihat potensi etnomatematika untuk meningkatkan minat belajar, mengurangi kecemasan matematika, serta menjadikan pendidikan matematika lebih inklusif dan kontekstual, terutama di lingkungan multikultural. Di Indonesia sendiri, studi etnomatematika mulai berkembang dalam dua dekade terakhir, terutama dalam kaitannya dengan pendidikan berbasis kearifan lokal dan pelestarian budaya.

Melalui penelitian, kurikulum, dan praktik pendidikan, etnomatematika terus berkembang sebagai jembatan antara ilmu pengetahuan dan budaya, serta sebagai alat untuk memperkaya pendekatan pembelajaran matematika di kelas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]