📢 Materi 3: Keterkaitan Etnomatematika dengan Teori Matematika Moderen 📢
Halo Mahasiswa hebat! 👋✨
Di materi ke tiga, kita akan belajar tentang Keterkaitan Etnomatematika dengan Teori Matematika Moderen. Pastinya, kalian sudah pernah mendapatkan materi ini di pelajaran sebelumnya, jadi ini saatnya untuk memperdalam pemahaman kalian! 📚💡 Caranya:
✅ Tonton video YouTube di bawah ini karena di dalamnya terdapat penjelasan lengkap tentang materi. 🎥👀
✅ Download bahan ajar dalam format PDF yang tersedia di deskripsi video. 📄⬇️
TONTON VIDEO PERTEMUAN 3 DI SINI !
✅ Kerjakan latihan soal yang berada pada bahan ajar yang sudah di download untuk mengasah pemahaman kalian. ✍️
✅ Kumpulkan tugas harian kalian dalam format PDF atau tulis tangan juga bisa kemudian di Scan PDF dan unggah ke link yang tersedia di bawah ini. 📤📎 dengan keterangan NAMA_TUGAS HARIAN PERTEMUAN 3 (UNTUK KEHADIRAN)
KUMPULKAN TUGAS HARIAN PERTEMUAN 3 UNTUK KEHADIRAN DI SINI !
📌 Jangan lupa! Pastikan semua tugas dikumpulkan tepat waktu. Semangat belajar dan tetap berusaha yang terbaik! 🚀🔥
Tugas Pertemuan ke empat masing-masing kerjakan dalam bentuk PPT Canva atau PPT Biasa (PDF) ya 💪📖 ! dan akan di tagih pada pertemuan yang akan datang sebagai tugas individu
Keterkaitan Etnomatematika dengan Teori Matematika Modern
Etnomatematika dan matematika modern sering dipandang sebagai dua dunia yang berbeda — satu bersumber dari praktik budaya lokal, dan satu lagi bersifat universal, logis, dan formal. Namun, dalam perspektif yang lebih dalam dan inklusif, keduanya memiliki keterkaitan yang erat dan saling mendukung dalam memahami serta mengembangkan konsep-konsep matematika. Etnomatematika bukanlah bentuk matematika yang lebih rendah atau “alternatif,” melainkan representasi kontekstual dari konsep-konsep yang juga terdapat dalam matematika modern.
1. Abstraksi dan Konseptualisasi
Matematika modern dibangun melalui proses abstraksi dari fenomena konkret, seperti bilangan, bentuk, pola, dan hubungan. Dalam budaya lokal, masyarakat juga melakukan abstraksi, meskipun dalam bentuk yang berbeda. Misalnya:
Pola pada tenunan suku Dayak menunjukkan pemahaman geometri, simetri, dan transformasi.
Sistem bilangan masyarakat Papua atau Nias menunjukkan konseptualisasi numerik berbasis pengalaman sehari-hari.
Ini menunjukkan bahwa struktur kognitif dasar dalam berpikir matematis muncul secara alami dalam berbagai budaya, meskipun tanpa simbol-simbol formal.
2. Sistem Bilangan dan Logika
Sistem bilangan tradisional dan perhitungan budaya lokal mungkin tidak berbasis desimal atau biner seperti dalam teori matematika modern, namun prinsip dasarnya — pengelompokan, pengurutan, dan operasi hitung — tetap sama. Bahkan, teori bilangan dan logika dasar dapat ditemukan dalam bagaimana masyarakat menghitung hasil panen, membuat takaran, atau menentukan hari pasar.
3. Geometri dan Ruang
Struktur bangunan tradisional, desain arsitektur, dan seni visual masyarakat lokal memuat konsep geometri Euclidean seperti garis, sudut, simetri, dan transformasi. Dalam beberapa kasus, pola yang digunakan bahkan menyerupai konsep geometri fraktal yang menjadi bagian dari matematika modern kontemporer (misalnya dalam motif batik atau ukiran Bali).
4. Statistika dan Probabilitas dalam Tradisi
Dalam tradisi lisan dan permainan rakyat seperti congklak atau permainan adu biji, terdapat pemahaman probabilitas dan statistik intuitif. Masyarakat menentukan pilihan berdasarkan peluang, pengalaman masa lalu, dan strategi — sama seperti prinsip dalam teori probabilitas modern.
5. Aplikasi dalam Pendidikan Matematika
Dalam dunia pendidikan, etnomatematika menjadi pendekatan kontekstual yang membantu siswa memahami matematika modern melalui pengalaman dan budaya mereka sendiri. Dengan pendekatan ini, guru bisa menjelaskan konsep matematika seperti pecahan, perbandingan, atau volume melalui alat budaya lokal seperti alat ukur tradisional, makanan lokal, atau tenunan.
6. Matematika Terapan dan Algoritma Tradisional
Beberapa teknik pembuatan kerajinan tradisional (seperti anyaman atau alat musik bambu) menunjukkan algoritma kerja yang sistematis, mirip dengan prosedur dalam komputasi matematika modern. Prinsip pengulangan, rekursi, dan efisiensi bisa dianalisis dalam kerangka teori algoritma.
Kesimpulan
Etnomatematika dan matematika modern bukanlah dua entitas yang bertentangan, tetapi dua pendekatan berbeda terhadap kenyataan yang sama — yaitu aktivitas berpikir matematis manusia. Etnomatematika memberi warna, konteks, dan akar budaya pada matematika modern, sementara matematika modern memberikan kerangka formal dan teoritis untuk memahami kekayaan budaya lokal. Dengan mengintegrasikan keduanya, kita tidak hanya memperluas wawasan ilmiah, tetapi juga membangun pendidikan matematika yang lebih inklusif, relevan, dan menghargai kearifan lokal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar